Battle - Bertahan atau Mati

Kalian yang movie mania, apalagi yang suka sama film thriller dengan balutan adegan slasher penuh darah pasti tahu salah satu film Jepang yang berjudul Battle Royale. Film yang mengisahkan tentang rombongan satu kelas yang harus berjuang mempertahankan diri mereka di tengah 'pertarungan' yang tidak pernah mereka pikirkan sebelumnya. 



Perjalanan yang awalnya mereka anggap wisata nyatanya tak pernah ada. Keriangan mereka berharap tiba di tujuan malah melenceng jauh dari perkiraan mereka. Mereka semua ditempatkan di satu area terpencil tanpa ada media komunikasi yang bisa mereka gunakan. Dengan senjata dan seluruh kebutuhan yang sengaja dipersiapkan bagi setiap murid, mereka pun memulai aksi mereka untuk bertahan hidup - membunuh satu per satu teman mereka demi kehidupan mereka sendiri.

Hampir sama dengan cerita Battle Royale, film The Hunger Games yang rilis tahun 2012 kemarin juga mengisahkan plot yang sama dengan Battle Royal. 




12 distrik dari Panem harus 'mempersiapkan' masing-masing 1 orang gadis dan 1 orang pemuda untuk pertarungan yang mereka sebut Hunger Games. Berbeda dengan latar belakang Battle Royale yang memang sengaja dibuat oleh pemerintah untuk 'menghabisi' generasi-generasi pemberontak yang bisa melemahkan negara, The Hunger Games bertujuan untuk mengenang distrik ke-13 yang hancur dan mengenang seluruh perbuatan buruk yang pernah dilakukan 12 distrik lainnya.


Ada lagi satu film tahun 2008 yang dibintangi Jason Statham yang mengisahkan tentang mereka yang sengaja dibidik oleh instansi keamanan swasta untuk dijadikan kriminal, yang pada akhirnya digunakan sebagai petarung dalam satu program yang dinamakan 'Death Race', dimana mereka, para kriminal yang tangguh dipertaruhkan dalam ajang balap mobil yang dipertontonkan melalui jaringan streaming, yang dirancang oleh instansi swasta tersebut untuk alasan komersialitas. 



Setiap fighter memiliki tim untuk memodifikasi mobil mereka, menambahkan segala macam peralatan canggih untuk mematikan lawan mereka. Lap yang dilewati pun bukannya tanpa halangan. Semua arena balap sudah dimodifikasi oleh si empunya, menyediakan beberapa rintangan juga beberapa bantuan yang menjadi poin tersendiri bagi para fighter dan juga para penonton. Hadiah yang digadang oleh penyelenggara pun adalah sesuatu yang para fighter sangat inginkan: kebebasan. Tentu saja, para fighter yang sangat menginginkannya berani bertaruh bahkan membunuh fighter lainnya demi kebebasan itu.

Dari ketiga film diatas, ada persamaan kuat yang menjadi inti cerita ketiganya; bertarunglah, atau mati. Main theme cerita-cerita diatas juga menawarkan 'hadiah' yang tak akan pernah ditolak oleh para fighters mereka. Jika Battle Royale menyediakan pengakuan serta keselamatan bagi pemenangnya, maka The Hunger Games menyediakan kehormatan, ketenaran, serta persediaan pangan bagi pemenangnya. Belum lagi kebebasan bagi para racer di Death Race yang sangat mereka idam-idamkan. 


Ketiga film diatas menawarkan ketegangan yang berbeda-beda di setiap ceritanya. Battle Royale akan menyediakan adegan-adegan yang cukup disturbing; kepala yang terpenggal, darah yang mengalir dan bahkan adegan fight yang cukup berlebihan. Hunger Games menyajikan visualisasi yang jauh lebih baik, tidak banyak darah terlihat, namun ketegangan yang standar. Sementara Death Race, dengan trik-trik yang matang dipersiapkan serta kemajuan teknologi yang ada sengaja memperlihatkan beberapa scene senjata-senjata tangguh yang pasti menghasilkan decak kagum bagi kalian. 



Postingan Populer